NEW!! perubahan domain toram-id.info menjadi toram-id.com.
Back to forum

Lost Memory.

Maria Arusu
Jumat, 17-Ags-2018 07:55   1757   2
Diskusi Umum

"Usaha tidak akan mengkhianati hasil, katanya." Ia berdecih pelan sambil menatap langit abu-abu di Kota Hilang.

Tidak, bukan ia benci dengan yang namanya usaha dan perjuangan. Hanya saja, apa itu sepadan? Gadis berpostur agak tinggi itu sedikit menitikkan air mata karena mengingat nasib yang tidak diinginkan siapapun melanda tempat ini.

Mondan, gadis berpostur tinggi dan paras cantik ini kembali ke Kota Hilang dikarenakan ini adalah Hari ulang tahun kota asalnya tersebut. Merayakan hari jadi seorang diri dan bukannya penuh suka cita, melainkan duka.

"Maaf saja yah, bukannya aku sok kuat di luar dan ternyata lemah. Aku hanya menghargai apa yang mereka semua telah lakukan..." Suara Mondan sedikit gemetar dan pijakannya melemah sesaat air matanya yang ia bendung selama ini akhirnya keluar dan membasahi pipinya.

Membangun kota megah dan indah penuh dengan perjuangan bertahun-tahun. Dan bukan seorang saja tetapi ada ratusan hingga ribuan jiwa yang pernah mengangkat tangan saat ditanyai menjadi relawan untuk menghadapi kematian yang pasti dikarenakan ada Jutaan monster yang datang dari Gerbang Dunia Lain. Mereka bersedia, mereka ada.

Tidak ada pahlawan diantara mereka, tidak ada yang memiliki bakat sihir ataupun ahli bertarung dengan monster.
Mereka hanya orang-orang yang peduli.

Walaupun kota jatuh ke tangan Monster, perlawanan tiada akhir dari jiwa-jiwa tak bernama di batu nisan di tengah alun-alun Kota Hilang tak pernah berakhir.

Aku membenci Majua, Mauez dan Naiata bukan tanpa alasan. Walaupun mereka telah menahan monster-monster itu. Aku tidak suka cara mereka yang menyia-nyiakan pengorbanan orang kota ini dan berkata

"Kehilangan 1 kota lebih baik dari pada seluruh dunia."

"Aku.. memang egois." sedikit Mondan menggigit bibir bawahnya.

"Tetapi aku juga.. tidak bisa membiarkan masa lalu terlalu mempengaruhiku, dan juga.. mungkin saja itu adalah bentuk perlawanan terakhir kota ini." Gadis itu bangkit lalu menyeka air matanya.

Dia berjalan ke alun-alun kota hilang dan menatap batu nisan di tengah alun-alun.
Ia membuka kacamata miliknya lalu sedikit ia menunduk.

"Dirgahayu Kota tercintaku."

Tamat.

Antikaratlovers

DirgahayuRI

Short link: https://toram-id.com/f/13
  5 menyukai ini
Fidelya Bunga M
Jumat, 17-Ags-2018 09:11

Dari sekian cerpen yang kubaca, ini yang paling kusuka - EyD yang pas, jadi ga pusing bacanya kek cerpen2 sebelah

  2 menyukai ini

Maria Arusu   (Jumat, 17-Ags-2018 09:27)

Terima kasih banyak yah Fidelya! Menurutku masih ada sedikit kesalahan dalam penulisan, karena baru kali pertama nulis buat diliat publik, jadi bawaannya nervous gitu hehe.. makasih lagi lho :'D

  2 menyukai ini
Masuk untuk membalas